Pengembalian Bahan Pustaka di Perpustakaan
Pengembalian
bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan yang ada di perpustakaan dalam pelayanan
sirkulasi, dimana seorang pemustaka akan mengembalikan bahan pustaka yang
dipinjamnya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh pihak
perpustakaan.
A. Prosedur Pengembalian Bahan Pustaka
Bebeapa prosedur dalam
pengembalian bahan pustaka adalah sebagai berikut (Albani, 2017):
1) Memeriksa dan mengecek tanggal akhir peminjaman apakah peminjam tepat
mengembalikan buku sesuai dengan tanggal yang tertera dalam kartu peminjaman,
2) Kartu diambil dalam laci peminjaman dan dimasukkan kedalam kantong buku
setelah diadakan pencoretan yang diperlukan pada tanggal pengembaliannya.
3) Kartu regestrasi peminjaman diambil dari laci peminjaman kemudian
seperti halnya pad kartu buku dilakukan pula pencoretan catatan tentang buku bersangkutan.
Setelah itu petugas peminjaman segera mengembalikannya untuk di-file pada laci
peminjaman.
4) Kartu peminjaman yang ada pada buku diberi pencoretan yang diperluas
seperti halnya kedua kartu sebelumnya. Setelah itu, buku disimpan pada rak-rak
buku sesuai dengan sistem yang digunakan.
B.
Perkembangan Sistem Pengembalian Bahan Pustaka
Adapun sistem pengembalian
yang selama ini berkembang, antara lain (Jundiah, 2015):
- Sistem buku besar
Pustakawan mengecek
siapa nama peminjam, buku yang dipinjam, dan tanggal pengembaliannya.
Jika
semua sudah sesuai maka pustakawan kemudian menandai data tersebut.
- Sistem Browne
Pada sistem
ini setiap anggota perpustakaan akan mendapatkan 2-4 tiket/kartu
anggota/pembaca. Banyaknya tiket yang diperoleh tergantung dari kebijakan
perpustakaan terhadap banyaknya jumlah koleksi yang boleh dipinjam. Tiket
anggota/pembaca berisi nama, alamat, dan nomor anggota. Tiket anggota ini
berbentuk kantong. Selain tiket anggota terdapat pula kantong buku, kartu buku,
dan slip tanggal. Pada saat pemustaka melakukan peminjaman, pemustaka menyerahkan
tiket anggota, lalu kartu buku diambil dari kantong buku dan dimasukkan ke
tiket anggota, kemudian tanggal kembali dibubuhkan pada slip tanggal. Setelah
itu, kartu anggota dimasukkan dalam laci tanggal pengembalian yang dijajarkan
menurut nomor panggil.
Jika pemustaka mengembalikan buku, maka pustakawan mengambil kartu buku dari
jajarannya dan dimasukkan kembali ke kantong buku, kemudian kartu anggota
dikembalikan kepada peminjam.
- Photocharging atau peminjaman
berbasis sistem foto
Pengembalian
sistem ini dapat dilakukan dengan cara pemustaka menyerahkan koleksi yang
dipinjam ke meja sirkulasi.
- Sistem Newark
Proses
pengembalian sistem ini, yaitu:
1) Buku dilihat slip batas waktu peminjamannya, jika melebihi batas waktu
peminjaman maka harus membayar denda.
2) Kartu anggota peminjaman dibubuhi stempel tanggal kembali agar ia tidak
terkena denda.
3) Kartu buku yang disusun menurut tanggal kembali dicabut, dikembalikan ke
dalam kantong buku lagi.
- Sistem Sirkulasi Terotomasi
Pada
pengembalian bahan pustaka pustakawan hanya perlu melakukan pembacaan barcode anggota atau buku saja yang didapat saat proses peminjaman.
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengembalian
Keterlambatan pengembalian bahan pustaka yang terjadi
di perpustakaan disebabkan oleh dua faktor, faktor eksternal dan faktor internal
(Prasetia, 2017).
Faktor eksternal berasal dari pemustaka yang merupakan
cikal bakal terjadinya keterlambatan, diantaranya karena: kebutuhan akan bahan pustaka
(monopoli), bukunya hilang, lupa, sibuk, takut mengembalikan (takut kena denda
atau dimarahi), ada rasa ingin memiliki (monopoli), dan rendahnya pengetahuan
tentang peraturan sirkulasi.
Faktor internal merupakan faktor dari dalam
perpustakaan yang mempengaruhi kasus keterlambatan pengembalian, diantaranya
karena:
a) Sistem peminjaman yang masih manual menyebabkan sulitnya mendeteksi
keterlambatan sehingga kurang kontrol
terhadap peredaran bahan pustaka. Bahan pustaka tandon juga luput dari
pengawasan karena tidak diatur sebagaimana mestinya sehingga ikut terpinjam dan sering terjadi human error menjadikan sistem peminjaman tidak berhasil berperan
sebagai kontrol atau sistem kendali sirkulasi.
b) Kurangnya intensitas kegiatan penagihan karena tidak adanya SOP atau prosedur tertulis yang mengatur pelaksanaan kegiatan penagihan seperti waktu pemberian surat tagihan,
pelaksana dan penanggung jawab kegiatan penagihan, tidak adanya kegiatan rutin pendeteksian
keterlambatan, serta minimnya SDM dan banyaknya tugas administratif sehingga
penagihan bahan pustaka kurang diperhatikan.
Daftar Pustaka
Albani, Muhammad Ilyas. 2017. Persepsi Pemustaka Tehadap Layanan
Sirkulasi di Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dpad) Kota
Tangerang. Jakarta: Jakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Jundiah. 2015. Penerapan Layanan Mandiri dalam Sistem Peminjaman dan
Pengembalian Koleksi Berbasis RFID pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat. Jakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Prasetia, Asri Retnaning. 2017. Studi Tentang Keterlambatan
Pengembalian Koleksi dan Dampaknya Terhadap Pelayanan Sirkulasi di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
Magelang. Yogyakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
👍👍👍
ReplyDeleteGood 👍
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteMantul 😁
ReplyDelete